Rabu, 15 Agustus 2012


Agustus
                                                                        


          Bulan Agustus, bulan peringatan kemerdekaan negara ini, terasa cukup sepi. Tidak ada kegiatan perlombaan atau pun acara peringatan yang dapat aku nikmati. Tidak ada perlombaan khas bulan-bulan ini seperti tempat lain, aku yang biasanya cukup tertarik untuk mempelopori hal itu di sekitar rumah sudah cukup mala untuk memulainya.  Pesta di malam kemerdekaan ? seperti nya juga tidak. Orang-orang  sepertinya sudah sibuk berpesta di hari raya besar beberapa hari setelahnya.  Upacara bendera ? Sepertinya tidak, Sudah bukan masa ku lagi untuk berdiri bersama menghormati bendera mengenang detik-detik negeri ini berdiri.  Yang ada di tahun ini hanya segenap angan-angan dan wacana mengisi detik-detik akhir liburan ku serta mencoba bersiap dengan permulaan bulan september yang pastinya berat.

          Bulan agustus tahun lalu, tak banyak yang bisa diingat. Hanya masa sepi mengisi permulaan kehidupan baru yang ketat. Ketika  api semangat masih membara setelah lomba. Ketika berlomba mencari tempat tinggal di kota yang lebih besar. Ketika menemukan tempat nyaman untuk berbaring melewati malam, namun tak nyaman dengan suasana di sekitarnya. Ketika berharap bisa menemukan kawanan untuk berjuang, dan akhirnya lebih memutuskan untuk berjuang sendirian. Ketika segalanya saat itu tidak begitu sama persis dengan keadaan sebenarnya.

          Bulan agustus, tahun dua ribu sekian, Ketika semua nya sudah berbeda, ketika mimpi masa kecil dan mimpi hari ini bercampur. Ketika apa yang aku khayalkan saat ini terlalu nyata jika di anggap sebagai ilusi. Ketika aku mengenang negeri ku di tempat lain. Ketika aku masih merasa di sana walau mungkin telah tiada. Dan untuk sekian kalinya aku saat itu masih bermimpi.
                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate