Agustus
Bulan Agustus,
bulan peringatan kemerdekaan negara ini, terasa cukup sepi. Tidak ada kegiatan
perlombaan atau pun acara peringatan yang dapat aku nikmati. Tidak ada
perlombaan khas bulan-bulan ini seperti tempat lain, aku yang biasanya cukup
tertarik untuk mempelopori hal itu di sekitar rumah sudah cukup mala untuk
memulainya. Pesta di malam kemerdekaan ?
seperti nya juga tidak. Orang-orang
sepertinya sudah sibuk berpesta di hari raya besar beberapa hari
setelahnya. Upacara bendera ? Sepertinya
tidak, Sudah bukan masa ku lagi untuk berdiri bersama menghormati bendera
mengenang detik-detik negeri ini berdiri.
Yang ada di tahun ini hanya segenap angan-angan dan wacana mengisi
detik-detik akhir liburan ku serta mencoba bersiap dengan permulaan bulan september
yang pastinya berat.
Bulan agustus
tahun lalu, tak banyak yang bisa diingat. Hanya masa sepi mengisi permulaan
kehidupan baru yang ketat. Ketika api
semangat masih membara setelah lomba. Ketika berlomba mencari tempat tinggal di
kota yang lebih besar. Ketika menemukan tempat nyaman untuk berbaring melewati
malam, namun tak nyaman dengan suasana di sekitarnya. Ketika berharap bisa
menemukan kawanan untuk berjuang, dan akhirnya lebih memutuskan untuk berjuang
sendirian. Ketika segalanya saat itu tidak begitu sama persis dengan keadaan
sebenarnya.
Bulan agustus,
tahun dua ribu sekian, Ketika semua nya sudah berbeda, ketika mimpi masa kecil
dan mimpi hari ini bercampur. Ketika apa yang aku khayalkan saat ini terlalu
nyata jika di anggap sebagai ilusi. Ketika aku mengenang negeri ku di tempat
lain. Ketika aku masih merasa di sana walau mungkin telah tiada. Dan untuk
sekian kalinya aku saat itu masih bermimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar