Jumat, 31 Agustus 2012


Sebuah Permainan

                                                                                    

          Kota Solo kembali diserang. Sebuah Pos Polisi di daerah Singosaren ditembaki oleh orang tak dikenal. Satu polisi tewas tertembak, pelaku juga sempat menembakan peluru kearah warga yang mengejarnya.  Begitulah yang sudah tertulis atau akan menghiasi berita hari-hari ini, sebuah serangan yang sepertinya adalah rangkaian dari serangan sebelumnya ke pos polisi lain yang berupa penembakan dan pelemparan granat. Ya teror ada di Solo, mungkin ini maksud para pelaku dan otak serangan itu.
          Siapa para peneror ini ? kenapa  mereka menyerang Solo ? adakah maksud terselubung di belakangnya ? Apakah Solo sudah tak aman ? dan berbagai pertanyaan lain pasti menghinggapi warga Solo dan sekitarnya.  Keresahan mulai tumbuh dan warga kota lainya juga mulai ragu untuk ke Solo. Kesan yang berhasil dibuat pelaku teror “Solo tak aman” mencuat mengikis image kota ini sebagai kota aman, nyaman dan plural.
          Entah apa maksud mereka, tapi angggap saja mereka ini sebagai suatu gerombolan. Ya gerombolan dengan kru jalanan dan kru berjas atau kru dibalik meja.  Entah mereka murni teroris yang ingin unjuk eksistensi, ata orang bayaran yang ditugasi mengobrak-abrik kota.  Tetapi yang jelas kejadian seperti ini tak boleh dibiarkan.
          Segerombolan orang mengacau kota, menembaki dan menyerang polisi. Bagai gerombolan bandit di permainan grand thief auto mereka menyerang dengan tenang dan sukses selamat tanpa terluka.  Mungkin juga mereka ini seperti kaki tangan mafia, yang dibayar untuk mengacau demi tujuan poltik ( mungkin ada hubunganya dengan ibukota ). Apakah mereka kita biarkan ? bermain dengan kota kita yang aman dan nyaman ini ? Jelas tidak !!
          Kita harus bertindak. Tak perlu menghajar, tak perlu sampai balas ikut menembaki mereka (walau sebenarnya itu pantas), tetapi cukuplah kita untuk melawan dengan cara kita. Cara Surakarta yang halus. Kita tunjukan kota kita ini aman, kota ini nyaman. Kota kita penuh dengan cerita yang sejatinya lebih mengesankan dari teror picik tersebut.  
          Jangan Kalian terus ungkit-ungkit teror ini. Biarlah ia berlalu digilas roda berita media. Jangan lah takut ke kota kami, kami masih ramah dan siap menyambut anda dengan senyum berseri. Mari bersama kita jangan terpengaruh, sikapi dengan wajar dan tunjukan Kota ini tak akan tergoyahkan oleh teror  picik ini.


   Solo Berseri
Aman & nyaman 

Kamis, 23 Agustus 2012

Bukan Hanya sebuah Pentas Musik



Sudah cukup banyak pentas musik yang saya datangi, mulai dari gigs kecil-kecilan, pentas seni SMA , sampai konser musik yang lumayan besar. Yang belum saya datangi adalah konser musik besar dengan bintang tamu kelas dunia dan tiket yang lumayan mahal pula, di samping itu saya juga belum mendatangi acara musik buatan televisi,  alasan nya ya karena saya tidak begitu cocok dengan selerea musik arus mayoritas saja.  Adapun salah satu acara musik di televisi mempunyai acara berkonsep musik live yang sesekali menampilkan musik ska/reggae/rock yang saya sukai, tetapi saya belum sempat mellihat acara tersebut secars langsung.

Oke, kali ini saya ingin menceritakan tentang pentas seni, ya sebuah pentas kesenian yang umumnya diselenggarakan oleh pelajar sebagai ajang apresiasi seni dan kebudayaan . Di tempat saya dulu bersekolah, pentas seni atau pensi ini sangat lekat dengan pentas musik, baik itu musik dari band internal sekolah atau dengan mengundang band tamu dari lokal maupun bintang tamu  kelas nasional.  Pensi  suatu sekolah biasanya juga sering dijadikan sebagai ajang gengsi sekolah,  pentas seni yang sukses memuaskan semua pihak baik sekolah, panitia, penonton, dan bintang tamu umunya akan dikenang dan dijadikan contoh oleh sekolah lainya.  Musik yang ditampilkan di pensi biasanya beranekaragam, biasanya tergantung dari keinginan dari siswa sekolah atau panitia untuk memilih bintang tamu yang akan diundang. 

Pentas Seni atau pensi adalah salah satu tempat pelajar mencurahkan ekspresi seni dan budaya yang mereka milki. Seni dan budaya tersebut tak hanya seni dan budaya tradisional tetapi juga budaya urban atau modern. Ya walau sepertinya budaya dan kesenian tradisional bisa dibilang kurang menarik bsgi sebagian pelajar, tetapi ada juga yang tertarik bahkan ikut ambil bagian dalam seni dan budaya tradisional dibandingkan dengan budaya modern.

Pensi untuk saya juga busa dijadikan ajang ekspresi saya. Saya bisa bernyanyi bersama teman-teman dengan musik yang saya sukai. Selain itu juga merupakan support atau dukungan kecil dari saya untuk musik yang saya sukai, karena saya tidak bisa memainkan alat musik dengan baikbernyanyi dan menari mengikuti irama pun sudah cukup baik.  Setiap Pensi biasanya mempunyai suatu hal untuk dikenang, hal itu biasanya peristiwa unik selama pensi seperti aksi bintang tamu, atau hal-hal kecil yang menarik laimya.



Pensi yang paling saya kenang dan ingin terus saya datangi, tentu saja adalah AKSEN. AKSEN adalah Ajang Kreasi Seni, sebuah pensi produk SMA saya yang terletak di bekas kuburan belanda di Kota Solo.  Saya sudah dua kali menikmati Aksen, yaitu semasa saya kelas X dan Kelas XII.  Ketika Aken tahun 2008 bintang tamu nya adalah Alone At last, yang menarik perhatian saya waktu itu adalah band pendukung seperti The Chrampoelz yang merupakan produk asli SMA saya dan The Mobster, band ska asli Solo yang membius saya untuk enikmati musik jamaika hingga saat ini.  Pada tahun 2010, kedua band tersebut kembali tampil memuaskan di Aksen yang kala itu mengundang The Banery.  





Kenangan pentas saat itu pun masih membekas dan masih bisa disebut sebagsi salah satu gigs terbaik yang saya alami.  Dan pastinya merupakan suatu kebanggan pernah menjadi bagian terkecil di acara hebat ini.



Dan ini sebuah video penampilan salah satu band " Stabilo Fain"  yang tampil di Aksen 2010



Rabu, 15 Agustus 2012


Agustus
                                                                        


          Bulan Agustus, bulan peringatan kemerdekaan negara ini, terasa cukup sepi. Tidak ada kegiatan perlombaan atau pun acara peringatan yang dapat aku nikmati. Tidak ada perlombaan khas bulan-bulan ini seperti tempat lain, aku yang biasanya cukup tertarik untuk mempelopori hal itu di sekitar rumah sudah cukup mala untuk memulainya.  Pesta di malam kemerdekaan ? seperti nya juga tidak. Orang-orang  sepertinya sudah sibuk berpesta di hari raya besar beberapa hari setelahnya.  Upacara bendera ? Sepertinya tidak, Sudah bukan masa ku lagi untuk berdiri bersama menghormati bendera mengenang detik-detik negeri ini berdiri.  Yang ada di tahun ini hanya segenap angan-angan dan wacana mengisi detik-detik akhir liburan ku serta mencoba bersiap dengan permulaan bulan september yang pastinya berat.

          Bulan agustus tahun lalu, tak banyak yang bisa diingat. Hanya masa sepi mengisi permulaan kehidupan baru yang ketat. Ketika  api semangat masih membara setelah lomba. Ketika berlomba mencari tempat tinggal di kota yang lebih besar. Ketika menemukan tempat nyaman untuk berbaring melewati malam, namun tak nyaman dengan suasana di sekitarnya. Ketika berharap bisa menemukan kawanan untuk berjuang, dan akhirnya lebih memutuskan untuk berjuang sendirian. Ketika segalanya saat itu tidak begitu sama persis dengan keadaan sebenarnya.

          Bulan agustus, tahun dua ribu sekian, Ketika semua nya sudah berbeda, ketika mimpi masa kecil dan mimpi hari ini bercampur. Ketika apa yang aku khayalkan saat ini terlalu nyata jika di anggap sebagai ilusi. Ketika aku mengenang negeri ku di tempat lain. Ketika aku masih merasa di sana walau mungkin telah tiada. Dan untuk sekian kalinya aku saat itu masih bermimpi.
                                       

Pesta Perayaan 

                                         


Di Bulan Agustus ini sepertinya  pikiran ku merasa sesuatu yang berbeda. Ya Berbeda, bukan hanya karena ini adalah bulan ramadhan dimana mayoritas penduduk negeri ini sedang  melakukan ibadah puasa, bukan itu. Bukan juga karena bulan ini panasnya perebutan kekuasaan jadi pemimpin ibukota mulai merobek ketenangan jiwa beberapa orang di daerah ku. Bukan itu, walau aku juga sedikit tersentil karena kotor nya persaingan itu membuka peluang orang untuk mencaci maki kota tempat ku dibesarkan ini.  Ah, Lupakan saja itu kan cara-cara licik politisi, mereka mencari celah di setiap tembok, bahkan melubanginya, buat apa aku ikut pusing? Ah lebih baik ku nikmati liburanku yang tinggal beberapa minggu lagi ini.

Malam pun makin sudah menjelang, kumatikan televisi dan laptop ku. Bergegas ku kekuar rumah, bersiap duduk menikmati dinginya malam. Angin malam pun membelaiku, dinginya menyuruh tubuhku segera masuk ke rumah, menghasut ku untuk menjadi malas melihat bulan. Ku hidupkan radio kecilku, kucari frekuensi favoritku, hmm nikmat musik mengalun memecah sunyinya malam ini.  Radio ku mulai menyebarkan kabarnya, menyebarkan kata-kata dan salam bagi orang terdekat. Aku? Aku tidak berkirim salam, entah aku hanya duduk memandangi langit yang makin menghitam.

Radio ku mulai bertanya, ya dia mengajukan sebuah pertanyaan. Sebutkan Tiga Kata untuk 17an ? ya tiga kata untuk tujuh belasan . Aku tak terkejut dengan pertanyaan itu, itu memang pertanyaan wajar menjelang pesta perayaan kemerdekaan. Namun aku tersadar, inilah yang berbeda, ini yang membuat agustus ini terasa hambar.  Bukankah Agustus itu biasanya ramai ? bukankah Agustus itu anak-anak bersaing dalam lombaseru dan heboh untuk  menyambut hari kemerdekaan? bukankah dua hari setelah hari ini biasanya aku harus ikut upacara bendera ? ya semuanya seperti hambar tidak ada pesta, tidak ada lomba, tidak ada upacara lagi untuk ku.

Seandainya saja aku mau bergerak lagi. Ya, mau bergerak untuk merengek dibuatkan pesta, karena ini bukan ulang tahun ku tetapi ini ulang tahun negeri ku.  Seandainya aku mau meluangkan waktu untuk kembali mempelopori aksi anak-anak untuk berlomba dalam keceriaan. Seandainya aku mau repot untuk pergi mondar mandir merapatkan barisan seumur untuk mengatur semuanya.  Seandainya aku sengotot dua tahun yang lalu, ketika berapi-api untuk membuat acara kecil0kecilan pengingat hari kemerdekaan bangsa. Ya, hanya seandainya

Hey, mungkin ini bukan salahmu, jangan kau salahkan dirimu. Mungkin Orang-orang sudah merasa malas dengan tradisi perayaan itu ? mungkin mereka sedang bersiap pulang ke kampung halaman ? mungkin mereka juga sedang bersiap untuk hari raya yang lebih besar, bukankah lebih bai kita berhemat bukan ? Sudah, jangan terlalu dipikirkan, ini kan hanya hal kecil ? besok setelah hari raya kita akan ikut berpesta bersama, anggap saja dua pesta itu digabung, efisien kan ?

Radio ku, masih menyanyikan sebuah lagu, sebelumnya ia juga bercerita. Ia bercerita tentang masa kecilnya dahulu. Ketika anak-anak menantikan bulan ini,mereka berlomba,tertawa, saling ejek,saling kejar,dan hal-hal konyol yang indah lainya. Ketika mereka tidak mementingkan hadiah, hanya ingin bersenang-senang, meski jadi juara tentunya membanggakan.

Ternyata radio ku seumuran dengan ku, ia mengalami masa yang sama denganku. Ia rindu akan suasana itu, ia ingin kembali merasakan masa itu. Sama seperti ku, mungkin aku sudah tak terlibat dan terlihat tetapi aku masih ada. Ya, aku masih punya harapan melihat anak-anak menikmati semua kenanganku, walau bukan diriku, itu sudah cukup. Cukup pun aku membekas disini sebelum aku memudar, seiring dimatikanya radio, seiring beranjak tidunya seorang remaja, aku pun juga sebentar lagi menghilang. Aku hanya sekelebat pikiran seorang bocah.


Minggu, 12 Agustus 2012


Layar  Kaca
                                                                           


Aku masih menunggu
Aku masih duduk termangu
Malam pun sedang berlalu
Dan layar kaca ku masih menemani ku
Bukan suatu pertunjukan sandiwara
Hanya sebuah tampilan realita



Layar Kaca ku masih menyala
Memperlihatakan suatu perlombaan
Bukan perang atau propaganda
Hanya kumpulan pertandingan olahraga
Penuh persaingan demi kebanggan
Namun tanpa kebencian dan kedengkian


Pariwara sudah usai
Perlombaan segera dimulai
Gladiator sudah berarak ke arena
Tanpa tombak dan perisai logam
Hanya dengsn jiwa ksatria
Dan panji bangsa di jiwanya


Perlombaan semakin ketat
Bangsa adikuasa belum tentu jadi jawara
Bangsa ku juga bukan penggembira
Bangsa mu pun bisa berjaya  


Aku masih melihat layar kaca
Ketika perjuangan mendekati akhirnya
Ku lihat banyak bendera
Warna-warni berkibar tersebar
Walau aku tak tahu semua pemiliknya
Suatu saat ku harap ku tahu
Suatu saat aku harap aku bisa menyentuhnya


Cakrawala sudah terlihat
Podium sudah diumumkan
Bendera ku di kibarkan disana
Meski tidak di puncak
Aku sudah merasa bangga


Cakrawala sudah bersinar
Malam sudah berkuasa di sana
Mungkin aku tidak bisa bermimpi kali ini
Hanya melihat layar kaca
Tentang persaingan antar bangsa dalam perdamaian

Senin, 06 Agustus 2012



 Railbus Solo 

Alternatif Baru Transportasi Antar Daerah



                                                
         Kota Solo akhirnya mendapatkan alternatif transoprtasi baru, setelah tertunda beberapa kali akhirnya Railbus Solo sudah mulai beroperasi.  Mode transportasi yang mengantikan kereta api feeder ini mulai beroperasi Minggu 5 Agustus 2012 kemarin, dengan rute Solo – Sukoharjo – Yogyakarta PP setiap harinya.
          Railbus adalah mode transportasi gabungan antara bus dan kereta api, mode transportasi ini dapat berjalan di tengah kota.  Railbus Solo ini adalah railbus kedua di Indonesia, setelah Railbus Palembang. Yang Menarik dari Railbus Solo yang dinamai Bathara Kresna ini ialah Rutenya yang melewati sepanjang Jalan Slamet Riyadi di Kota Solo. Ini merupakan suatu hal yang langka ketika kita menemui kereta api berjalan di jalan protokol sustu kota berdampingan dengan kendaraan lain di jalan.
          Perjalanan resmi perdana Railbus Bathara Kresna dilakukan pada Minggu 5 Agustus 2012. Dimulai dari Stasiun Balapan lalu ke Stasiun Purwosari yang dilanjutkan ke Stasiun Sukoharjo. Setelah sampai di Sukoharjo kereta melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta melalui Stasiun Purwosari. Dalam perjalanan ini turut serta pula Wamen Perhubungan Bambang Susantono.
          Railbus Bathara Kresna ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas penumpang antar daerah Surakarta dan Yogyakarta yang cukup padat. Railbus ini juga bisa menjadi salah satu daya tarik wisata dengan keunikanya yang melewati tengah kota Solo.    

Berikut ini adalah gambar-gambar railbus Bathara Kresna pada perjalanan pertamanya Minggu 5 Agustus 2012 dari Purwosari - Sukoharjo - Purwosari - Yogyakarta  : 











Kamis, 02 Agustus 2012

Video klip Baru 
Social Distortion
 “ Gimme Sweet and Lowdown” 


Social Distortion, band punk-rock asal California baru saja merilis video klip terbaru mereka “ Gimme sweet and lowdown “ untuk album yang mereka rilis di tahun 2011 “ Hard Times and Nursery Rhymes “. Video kilp yang berbentuk animasi ini dibuat oleh “ The Mad Twins “ yaitu  Olya dan Vira Ishchuk.  Video ini adalah intepretasi kedua pembuatnya terhadap lagu “ Gimme Sweet and Lowdon”, dengan animasi tentang perjalanan seseorang yang berjalan buruk, yang juga sedikit memberi gambaran kehidupan Mike Ness di masa lalu. Ini merupakan salah satu video yang cukup hangat dan wajib dinikmati pecinta Social Distortion. 



Translate